Dampak Karantina Wilayah Pukul Sektor Jasa Angkutan Penumpang di Lamsel

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Karantina wilayah di sejumlah daerah, menyebabkan sektor usaha jasa angkutan penumpang di Lampung Selatan, terpukul. Sejumlah penyedia jasa angkutan bahkan terpaksa mengurangi jumlah armada untuk memangkas biaya operasional.

Noval Kurnia, petugas pencari penumpang di terminal antarmoda pelabuhan Bakauheni, menyebut jumlah penumpang menurun signifikan.

Mengacu pada kondisi normal, dalam sehari bus PT Putra Karo Mandiri mengangkut penumpang sebanyak delapan mobil. Kendaraan bus berkapasitas sekitar 35 tempat duduk tersebut, bisa mengangkut penumpang sekitar 30 orang. Namun sejak wabah Corona Virusdisease (Covid-19), dalam satu trip atau perjalanan hanya mengangkut 15 penumpang.

Ivan Rizal, kepala DPC Organda Khusus Bakauheni, saat ditemui di terminal antarmoda pelabuhan Bakauheni ,Lampung Selatan, Selasa (31/3/2020). -Foto: Henk Widi

Meski belum ada imbauan penghentian operasional, namun dampak penghentian layanan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Antar Jemput Provinsi (AJAP) dan Pariwisata di Jakarta ikut mempengaruhi jumlah penumpang.

“Selama ini, bus dan travel di terminal antarmoda pelabuhan Bakauheni mengandalkan penumpang yang berasal dari Jakarta, namun ada edaran penghentian layanan bus AKAP, AJAP asal Jakarta tujuan Merak, berdampak bagi kami penyedia jasa penumpang,” terang Noval Kurnia, saat ditemui di terminal antarmoda Bakauheni, Selasa (31/3/2020).

Noval Kurnia menambahkan, dampak paling terasa bus yang melayani trayek Bakauheni-Rajabasa kurang muatan. Menerapkan tarif Rp45.000 bagi setiap penumpang, dengan 20 penumpang saja satu kali trip hanya diperoleh Rp900.000. Jumlah tersebut menurutnya bisa bertambah jika dalam perjalanan ada tambahan penumpang. Meski demikian, bus harus berbagi penumpang dengan travel yang melayani rute sama.

Lihat juga...