KP2C Tegaskan Waduk Dayeuh Lebih Efektif dari Narogong
Editor: Koko Triarko
Namun, lanjut Puarman, bila pertimbangan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan bahan baku air minum/bersih, Waduk Narogong memang menjadi pilihannya.
“Pemerintah harus bisa melihat asas manfaat, dan mana yang harus lebih diprioritaskan demi kemaslahatan umat. Tidak orientasi bisnis,” jelas Puarman.
Alasan tersebut, tegas Puarman, KP2C meragukan apakah Waduk Narogong efektif mengendalikan banjir. Dia mengatakan, tim KP2C lebih meyakini Waduk Dayeuh lebih efektif, karena selama ini terus melakukan pemantauan melalui susur sungai dan lainnya.
Puarman juga menyayangkan tidak dilibatkan KP2C oleh pemerintah, dalam penentuan lokasi pembangunan waduk tersebut. Padahal, mereka sejak 2018 telah mendorong pemerintah agar membangun waduk di Sungai Cileungsi yang tertuang dalam “Empat Rekomendasi KP2C”.
Ia menjelaskan, rekomendasi tersebut telah disebarluaskan ke berbagai pihak terkait. Termasuk ke unit kerja di Kementerian PUPR hingga Presiden Joko Widodo.
“Kami cukup lama memantau Cileungsi. Jadi, kami telah memetakan Cileungsi dengan cermat. Beberapa data untuk itu kami juga punya,” ungkapnya.
Dia berharap, upaya baik pemerintah bisa dilaksanakan musyawarah mufakat melibatkan warga, terutama yang konsen di wilayah banjir. Karena pernyataan Waduk Dayeuh lebih efektif untuk pencegahan banjir sudah lama didengungkan untuk mengtasi banjir akibat meluapnya Sungai Cileungsi, ketimbang Waduk Narogong.
“Waduk Narogong ini lebih cocok untuk penyediaan bahan baku air minum,” ujar Puarman, menutup keterangannya.
Sebelumnya, Prasetyawati, anggota DPRD Jawa Barat saat melihat langsung bantaran Sungai Cileungsi berjanji akan memperjuangkan empat rekomendasi dari KP2C.