IDEAS Soroti Eksploitasi Ekonomi di Era Reformasi

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Era reformasi sangat mudah dieksploitasi oleh pemilik modal untuk mereka mempertahankan dan meningkatkan kekayaannya.

Demikian disampaikan Direktur IDEAS, Yusuf Wibosono pada diskusi hasil riset IDEAS bertajuk ‘Ilusi Mobilitas Ekonomi dan Kapitalis Tak Terbatas’ di Jakarta, Selasa (14/1/2020) sore.

“Ini tentu tidak kita harapkan, era reformasi terjadi eksplotasi penguasaan aset ekonomi oleh elit pemilik modal,” kata Yusuf.

Padahal dia berharap era reformasi menjadikan hubungan negara dengan kapital berubah. Negara menjadi lebih berwibawa, lebih menerapkan aturan hukum. Tapi ternyata reformasi gagal, hampir 20 tahun tapi tidak ada perubahan dalam sistem negara kita.

Menurutnya, demokrasi di era reformasi, negara bukan mengayomi rakyat kecil tapi makin terprovokasi oleh kapital. “Kita berharap setelah era reformasi itu, negara lebih independen terhadap aliansi kapital, sehingga menjadikan hubungan mereka terbatas,” ujarnya.

Dia menegaskan, bahwa era reformasi tidak memberikan harapan  dan perubahan sesuai niat awal perjuangan para petinggi bangsa ini. Karena yang terjadi sebaliknya, para elit penguasa sumber daya semakin meningkatkan kekayaannya.

“Pasca reformasi menjadi ruang yang nyaman bagi oligarki ekonomi. Kekuatan kapital telah mendominasi sistem politik Indonesia,” tukasnya.

Kaum kapital tambah dia, mampu merubah peta dukungan dan membalikkan momentum politik, hingga membeli hasil politik yang diinginkan dengan mengeksploitasi sumber daya ekonomi yang dimilikinya.

Motivasi keamanan dan mempertahankan kekayaan menjadi faktor penting bagi mereka. Dan semakin tinggi jabatan politik, yang diperebutkan. Maka semakin besar peluang oligarki ekonomi terlibat didalam pertarungan kekuasaan itu.

Lihat juga...