Cerita Nurhayati, Korban Banjir yang tak Punya Rumah Lagi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LEBAK – Nurhayati (41) tak sanggup menahan air matanya saat menceritakan detik-detik musibah banjir dan longsong menggerus habis kediamannya, di Kampung Cigebong, Lebak Banten. Sesuatu yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

“Waktu kejadian itu masih pagi, sekitar jam 6 air sudah naik tinggi, tanah longsor,” ucap Nurhayati kepada Cendana News, Jumat (10/1/2020) di pengungsian Depo Pendidikan dan Pelatihan Pertempuran (Dodiklatpur) Lebak, Banten.

Tidak ada satu pun barang yang bisa ia selamatkan, kecuali sehelai baju yang terpasang di badan. Nurhayati bersama suami dan anak-anaknya langsung bergegas mengevakuasi diri di dataran tinggi.

“Air naik cepat sekali. Kami tidak sempat menyelamatkan satupun barang kami,” ungkapnya.

Seluruh akses jalur keluar kawasan kampung terkepung banjir. Jembatan penghubung antar wilayah pun terputus. Satu-satunya pilihan menyelamatkan diri adalah menyusuri hutan dan naik ke atas.

“Kami dan rombongan jalan kaki ke atas di gunung sekitar empat jam. Sampai di posisi yang benar-benar aman,” kata Nurhayati.

Di lokasi itu, Nurhayati beserta warga lainnya tinggal selama satu minggu, dengan perlengkapan seadanya dan persediaan yang terbatas.

“Bantuan susah masuk ke lokasi kami. Bupati pun baru bisa sampai dengan menggunakan helikopter,” ujarnya.

Kini kondisi Nurhayati dan keluarga serta korban banjir lainnya sudah jauh lebih baik. Mereka saat ini tinggal di posko pengungsian Dodiklatpur milik TNI Angkatan Darat.

“Kami berharap setelah musibah ini selesai, kami dapat perhatian lebih dari pemerintah. Saya dan warga lainnya ingin punya rumah yang layak, yang bisa kami tinggali dan melanjutkan kehidupan,” tukasnya.

Lihat juga...