Sandal Bandol yang Terus Tergusur Tuntutan Pasar
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
BANYUMAS – Sandal bandol produksi Banyumas pernah berjaya dan merajai pasar hingga ke luar Pulau Jawa. Namun, seiring perkembangan zaman, produk yang terbuat dari ban bodol atau ban bekas mobil ini terus tergusur oleh produk-produk sandal buatan pabrik yang lebih beraneka ragam dan murah harganya.
Kabupaten Banyumas memiliki satu sentra pembuatan sandal bandol yang masih bertahan hingga kini. Kampung bandol tersebut berada di Desa Banaran, Kecamatan Purwokerto Barat. Tetapi di pusat perajin bandol tersebut, saat ini juga sudah mulai menjamur sandal-sandal produksi pabrik.
“Kalau bertahan hanya menjual sandal bandol sekarang susah, karena pembeli kebanyakan mencari sandal yang praktis, modelnya beragam, ringan dipakai dan harganya tidak terlalu mahal,” kata salah satu perajin sandal bandol, Nanang, Selasa (3/12/2019).

Sandal bandol yang terbuat dari ban bekas, jika dipakai memang lebih berat dan dari sisi model, sangat konvensional, tidak banyak macamnya. Karena terbuat dari ban bekas, harganya juga lebih mahal. Untuk satu pasang sandal bandol dijual dengan harga Rp 75.000 hingga Rp 200.000.
“Membuat sandal bandol itu butuh keahlian tersendiri dan cukup memakan waktu lama. Belum lagi bahan baku yang juga sudah mahal dan susah diperoleh,” tuturnya.
Namun, sandal bandol mempunyai kelebihan, yaitu sangat awet, tahan lama dan tidak mudah rusak. Selain itu juga bisa digunakan baik untuk kondisi basah maupun kering.