Pensiunan TNI Lestarikan Musik Tradisional Campursari

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Pelda Purn. TNI Sumarno yang akrab disapa Abimanyu, sejak pensiun pada 2016 fokus membina grup kesenian Sanggar Angklung Campur Sari Chandra Kirana di Kalianda, Lampung Selatan.

Sebagai warga yang memiliki nenek moyang asal Jawa Tengah, Sumarno membentuk grup musik campursari dengan alat musik dominan gamelan. Seiring perkembangan, kesenian tradisional itu selanjutnya dikombinasikan dengan musik angklung dan keyboard.

Sebagai pecinta seni, Sumarno mengaku sudah akrab dengan dunia campursari sejak masih aktif di Kodim 0421 Lampung Selatan.

Usai pensiunan, keinginan untuk melestarikan budaya tradisional tersebut makin kuat. Sesuai sejarahnya, sanggar angklung tersebut sudah berdiri sejak 2012, dengan anggota sekitar 15 orang.

“Keinginan saya untuk menjaga kesenian tradisional warisan leluhur dengan campursari, lalu dikombinasikan dengan angklung masih berjalan hingga sekarang dan kerap ditanggap untuk tampil,” terang Sumarno, saat ditemui Cendana News, Sabtu (7/12/2019) malam.

Menurut Sumarno, Sanggar Angklung Campursari Chandra Kirana dalam sejumlah penampilan divariasikan dengan tarian. Di antaranya lengger khas Banyumasan, tari Baladewa, tari Ebek Kebumen dan Sintreng. Alat musik pengiring meliputi gamelan lengkap dan iringan angklung yang dilengkapi dengan tomtam, tamborin, cuk, bass, kendang dan tambahan keyboard atau organ.

Keunikan sanggarnya ini menurut Sumarno bisa melakukan improvisasi. Meski kesenian tersebut memakai alat tradisional, namun sejumlah lagu yang dinyanyikan menyesuaikan permintaan (request) penonton. Sebagai pelengkap kesenian tersebut, saat ini sanggar juga memiliki sekitar empat sinden yang mampu menyanyikan sejumlah lagu-lagu berbahasa Jawa.

Lihat juga...