Padi Inpago Unsoed Tumbuh Subur di Sela Pinus

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Lebih lanjut Dyah yang melakukan pendampingan terhadap para petani ini menjelaskan, Padi Inpago sudah jelas tahan terhadap kekeringan. Sehingga saat menanam di ladang, yang menjadi perhatian adalah apakah tegakan pohon-pohon tidak menutup keseluruhan area, sehingga tanaman padi tidak terkena sinar matahari.

Dan untuk Pohon Pinus, relatif lebih slim tanamannya, sehingga sinar matahari masih tetap sampai ke tanaman padi. Begitu pula dengan Pohon Jati yang ada masa meranggas, sehingga tanaman padi tetap mendapatkan sinar matahari yang cukup.

“Sampai saat ini, meskipun curah hujan sempat terhenti pada minggu pertama dan kedua bulan Desember kemarin, tanaman padi tetap tumbuh dengan subur,” kata Dyah.

Salah satu petani, Sudiryat mengatakan, ia kembali menanam Inpago Unsoed 1, karena hasil panennya jauh lebih baik dari dari tanaman padi jenis lainnya yang pernah ia tanam. Bahkan Sudiryat sudah menanam sejak bulan November lalu, saat curah hujan belum menentu.

“Padi Inpago Unsoed 1 ini sudah terbukti tahan tumbuh di lahan kering, sehingga saya tidak ragu lagi untuk menanamnya, meskipun belum memasuki musim hujan,” katanya.

Petani lainnya, Dharmo memilih untuk menanam di bulan awal bulan Desember dan saat ini usia tanaman padinya baru memasuki satu bulan. Diperkirakan tanaman Padi Inpago Unsoed 1 di Desa Jatisaba ini akan memasuki masa panen pada bulan Febuari dan Maret 2020.

Padi Inpago Unsoed 1 merupakan hasil persilangan dari padi gogo dan menthik wangi yang mempunyai keistimewaan bisa bertahan di lahan kering maupun di area persawahan. Dan hasilnya merupakan beras dengan kualitas premium yang aroma wanginya tidak terlalu tajam. Hasil panen dari padi jenis ini bisa mencapai 8-13 ton per hektare.

Lihat juga...