Beasiswa Supersemar Antarkan Banyak Orang Sukses

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Namun yang paling utama dari seleksi itu adalah melihat mahasiswa secara kehidupan ekonomi. Baru kemudian penilaian IPK.

“Alhamdulillah IPK saya selalu di atas 3. Saya dapat beasiswa dari semester tiga tahun 1986 sampai lulus kuliah 1991,” ujar ayah lima anak ini.

Berkat beasiswa itu, Madin mengaku bisa menuai kemandirian dan kesuksesan. Semua itu menurutnya, karena jasa Presiden Kedua RI, Jenderal Besar HM Soeharto, pendiri Yayasan Supersemar yang telah memberikan fasilitas kepada dirinya untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

“Kemandirian itulah yang membuat saya berterima kasih kepada Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto. Beasiswa Supersemar bermanfaat terhadap kualitas pendidikan mahasiswa, dan telah banyak melahirkan orang sukses,” ujar Madin.

Buktinya adalah Madin, lulus tahun 1991 dari IKIP Jakarta, ia mengajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) di daerah Jakarta Barat. Tahun 2009, dia menjadi Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta.

“Saya dua periode di Dewan Kesenian Jakarta,” ujarnya.

Tahun 2019, Madin dipercaya sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Kota Tangerang.

Program beasiswa Supersemar telah bergulir sejak 1974, memiliki tekad untuk memfasilitasi generasi muda agar bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Menurutnya, seandainya mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu pada waktu itu tidak mendapat beasiswa, dia meyakini belum tentu mereka bisa lulus dan menjadi orang sukses di segala bidang pekerjaan.

Madin ingat saat diundang Presiden Soeharto untuk hadir ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Undangan itu dalam rangka pertemuan Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMAPBS) yang diadakan di Sasono Langen Budoyo TMII, Jakarta pada 1986.

Lihat juga...