Jesse Ewart Menangi Etape II TdS 2019
Editor: Koko Triarko
BUKITTINGGI – Di etape II Tour de Singkarak 2019 yang melintasi Kabupaten Pasaman – Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, menempuh perjalanan yang cukup menantang, karena dihadang jalan yang berliku.
Perjalanan menempuh waktu kurang lebih dua jam, dengan panjang rute 112,2 kilometer. Rute tersebut melintasi garis khatulistiwa lintang 0 (nol) derajat, yakni di Bonjol, Kabupaten Pasaman.
Titik nol derajat selain ada di Sumatra Barat, juga ada di Kalimantan. Di TdS 2019 ini, para pebalap dari berbagai negara berhasil melintasi titik nol derajat tersebut.
Di sana juga ada tempat wisata, yakni Taman Wisata Equator. Karena berada di titik nol derajat, Pemkab Pasaman mengelola tempat itu menjadi lokasi wisata.
Di daerah Bonjol ini, tidak hanya dikenal sebagai kawasan yang dilintasi khatulistiwa saja, tapi juga merupakan tempat kelahiran pahlawan nasional, Tuanku Imam Bonjol.
Usai melintasi garis khatulistiwa, para pebalap dihadapkan dengan jalan yang berbelok dan diapit oleh pegunungan, lokasi tersebut berada persis di Palupuah. Di sini, tenaga dan fokus pebalap sangatlah dituntut, agar tidak gagal melintasi tikungan demi tikungan yang ada.
Selain itu, para pebalap juga dihadapkan dengan sejumlah tanjakan, untuk mencapai garis finish yang berada di Jantung Kota Bukittinggi, Jam Gadang.
Lokasi wisata populer ini dipilih menjadi tempat finish etape II. Kini, dengan memiliki wajah baru di Jam Gadang, Pemko Bukittinggi memilih Jam Gadang jadi lokasi finish. Alasan Pemko Padang, tentunya ada hal yang dinilai amat penting, salah satunya mengundang masyarakat untuk menyaksikan event tersebut.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, mengatakan, daerah Kota Bukittinggi mendapat respons yang positif dari UCI (organisasi balap sepeda Internasional). Hal ini karena bagi Pemko Bukittinggi melaksanakan event berskala internasional, merupakan hal yang biasa.