Perajin Belum Fokus Kembangkan Kain Tenun Khas Flotim

Editor: Koko Triarko

Menurut Nia, sapaannya, para perempuan Flores Timur tidak fokus menenun. Mereka menganggap menenun hanya sebagai aktivitas tambahan, sehingga untuk menghasilkan selembar kain tenun bisa butuh waktu berminggu-minggu.

“Padahal kalau fokus menenun, bisa menghasilkan selembar kain tenun dalam waktu waktu 3 sampai 4 hari saja. Para penenun kita belum fokus dan melihatnya sebagi peluang untuk mendapatkan uang,” sebutnya.

Makanya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Flores Timur selalu berupaya membuat kain tenun Lamaholot bisa dicintai. Ini agar kain tenun Lamaolot tetap dipertahankan dari generasi ke generasi.

“Saya yakin, harga akan turun kalau para penenun fokus dalam menghasilkan kain tenun, agar bisa menghemat waktu dalam proses pembuatannya,” ungkapnya.

Nia pun meminta kepada para penenun, agar jangan menaikkan harga jual supaya wisatawan yang berkunjung ke desa pun bisa membelinya dengan harga yang wajar.

“Kalau menjual dengan harga mahal, maka kain tenun kita sulit bersaing dengan kain tenun dari daerah lainnya,” harapnya.

Lihat juga...