Luas Lahan Terbakar di Sumbar, 20 Hektare

Erman menyatakan, dengan adanya kebakaran lahan itu, membuat kualitas udara di sejumlah daerah masuk ketegori tidak sehat. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatra Barat, daerah yang terparah terdampak kabut asap adalah Kabupaten Sijunjung, Dharmasraya, Sawahlunto, Solok Selatan, Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, dan Kota Padang.

“Bisa dikatakan hampir merata di seluruh daerah di Sumatra Barat. Karena akibat kebakaran lahan di Riau, Jambi, dan asap tebal di Sumatra Selatan, mengepung daerah Sumatra Barat. Angin dari Timur ke Barat membuat daerah Sumatra Barat dikepung kabut asap,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatra Barat, Siti Aisyah, mengatakan, dari pantauan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di sejumlah titik, kualitas udara di Sumatra Barat mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Bahkan, akibat hujan tidak pernah turun, kualitas udara masuk kategori tidak sehat.

Ia mengaku, kebijakan yang diambil oleh Dinas Lingkungan Hidup yakni mematikan alat pengukur suhu udara, yakni ISPU. Alasannya ada terjadi ketidakakuratan data dari alat tersebut. Namun, kini pengukuran kualitas udara tidak dilakukan di luar ruangan, tapi di dalam ruangan.

“Kita punya alat pengukur kualitas udara itu, yang indoor dan outdoor. Yang outdoor itu kita matikan dulu, dan yang indoor ini jadi pedoman kita,” sebutnya.

Untuk memberikan kewaspadaan, Siti Aisyah menyatakan, Gubernur Sumatra Barat telah mengeluarkan surat imbauan kepada masyarakat agar menggunakan masker saat berada di luar ruangan. Serta juga diminta untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Karena dengan kualitas udara yang tidak sehat, sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh.

Lihat juga...