Kabut Asap, 37 Orangutan Kena ISPA
“Untuk sementara kegiatan luar ruang untuk para orang utan muda siswa Sekolah Hutan juga kami batasi,” kata Humas BOSF Paulina Laurensia.
Sekolah Hutan adalah program BOSF untuk mengajari anak-anak orangutan ataupun orangutan dewasa kemampuan bertahan hidup di hutan. Mereka diajari mulai dari memilih makanan hingga membuat sarang. Hal ini sebab orangutan yang dulunya dipelihara manusia kehilangan instink bertahan hidupnya tersebut, sementara orangutan bayi yang kehilangan induknya belum sempat belajar hal tersebut.
“Kemudian untuk meningkatkan daya tahan tubuh, orangutan kami berikan susu dan multivitamin. Semuanya tanpa kecuali,” lanjut Paulina. Setelah sejumlah pelepasliaran setidaknya dalam 8 tahun terakhir, masih ada 130 individu orangutan berbagai usia di Samboja Lestari saat ini.
Menurut Paulina, asap membawa partikel debu dan karbon sisa pembakaran yang bila memasuki saluran pernapasan bisa menyebabkan reaksi alergi, yang seterusnya bisa memicu infeksi seperti bronchitis dan pneumonia. Apalagi bila sistem kekebalan tubuh menurun.
“Syukurlah sejauh ini belum ada orangutan di Samboja Lestari yang terjangkit infeksi pernafasan atau biasa dikenal dengan ISPA itu,” kata Paulina.
Infeksi Saluran Pernapasan Atas terjadi di saluran napas bagian atas seperti di hidung, tenggorokan, dan bronkia. Orangutan karena kemiripan gennya dengan manusia juga terancam penyakit yang sama dengan manusia. Sebab itu, bila akan berdekatan dengan orangutan, pengunjung diminta untuk mengenakan masker. (Ant)