Iran Menyebut Serangan Terhadap Aramco Adalah Aksi Balasan dari Yaman
ANKARA – Serangan terhadap fasilitas minyak, Aramco di Arab Saudi, disebu-sebut sebagai aksi balasan dari “orang-orang Yaman”, untuk menyerbu negara itu. Hal itu dikatakan Presiden Iran, Hassan Rouhani, beberapa jam setelah koalisi yang dipimpin Arab Saudi menyebutkan, serangan itu dilakukan dengan menggunakan senjata buatan Iran.
“Orang-orang Yaman memanfaatkan hak membela diri mereka yang sah. Serangan itu menjadi aksi balasan terhadap agresi melawan Yaman selama beberapa tahun,” kata Rouhani, dalam konferensi pers gabungan dengan mitra mereka dari Rusia dan Turki.
Kelompok al-Houthi, dukungan Iran, yang memegang kendali Ibu Kota Sanaa, Yaman, mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada Sabtu (14/9/2019). Serangan tersebut menyebabkan lebih dari setengah produksi minyak Arab Saudi anjlok.Serangan juga merusak pabrik pemrosesan minyak mentah terbesar di dunia tersebut.
Sementara itu, sejumlah organisasi Islam internasional menegaskan dukungan penuh untuk Arab Saudi, agar melawan agresi teror yang ditujukan kepada dua instalasi Aramco di Abqaiq dan Khurais. Di dalam telegram dan pesan mereka kepada Liga Muslim Dunia, mereka menekankan aksi teror semacam itu bertujuan merusak keamanan dan kestabilan Kerajaan tersebut.
Termasuk menganggu pasokan energi global. Mereka menegaskan, keyakinan penuh mereka pada cara Arab Saudi menghadapi aksi teror itu. Dalam tindakan agresi dan sabotase yang sebelum tidak pernah terjadi, instalasi minyak di kerajaan tersebut, yang penting buat pasokan energi global, menjadi sasaran serangan. “Akibatnya ialah, terjadi penghentian produksi sebanyak 50 persen dari Saudi Aramco,” demikian pernyataan Kementerian Energi Arab Saudi.