Doa dan Makan Bersama, Cara Muslimin di Lampung Isi Bulan Muharram

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Bulan Muharram miliki keistimewaan bagi umat Islam di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel). Mereka mengelar doa dan makan bersama, untuk mengisi bulan pertama di tahun Hijriah tersebut.

Omon Budianto, Kepala Dusun Sumbersari menyebut, Muharram merupakan bulan pertama tahun Hijriah. Bulan yang istimewa tersebut dimaknai umat Islam atau kaum muslimin, dengan melakukan amal baik. Pada bulan tersebut, ada dua hari yang kerap digunakan untuk berpuasa, yaitu di 9 dan 10 Muharram. Umat Islam menjalankan puasa Tasua dan Asyura, yang disebutnya memiliki keutamaan. Sebagai puasa yang disunahkan, Puasa Tasua dan Asyura masih dilakukan karena akan menghapus dosa selama setahun yang lalu.

Pada 9 Muharram, sebagai ungkapan syukur umat Islam di Masjid Al Istiqomah, Desa Pasuruan menggelar doa bersama. Masyarakat mengikuti tradisi tahunan dengan menggelar doa bersama. Doa memohon keselamatan dari Allah SWT, agar diberikan segala kemudahan. Kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama.

Omon Budianto, Kepala Dusun Sumbersari Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan seusai doa bersama dilanjutkan makan bersama sedekah,Senin (9/9/2019) – Foto Henk Widi

Jamaah masjid membawa bekal makan dari rumah masing-masing, yang akan dimakan bersama sesuai doa bersama. “Tradisi religi umat Islam yang masih kami jaga turun temurun menyimbolkan kebersamaan dengan menggelar doa bersama dengan membawa makanan dan warga sangat antusias,” ungkap Omon Budianto, Senin (9/9/2019) malam.

Tradisi leluhur yang berkembang, tradisi makan bersama dilakukan di teras masjid. Dilakukan setelah Salat Isya, dan mendengarkan tausiah dari pemuka agama. Doa bersama dilakukan sebelum kegiatan makan bersama.

Lihat juga...