BMKG: Indonesia Tempat yang Tepat untuk Studi Iklim

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

JAKARTA — Pengaruh El Nino dan La Nina yang dalam dalam dunia ilmiah disebut sebagai El Nino Southern Oscillation (ENSO) diyakini memiliki dampak signifikan untuk memicu banjir dan kekeringan di berbagai negara termasuk Indonesia, serta mempengaruhi iklim global.

El Nino adalah kejadian anomali iklim berupa lebih menghangatnya suhu permukaan laut Samudera Pasifik Ekuator bagian timur dan tengah, sementara di bagian baratnya, termasuk wilayah Indonesia mengalami kondisi lebih dingin dari biasanya.

“El Nino dikenal sebagai fase hangat Samudera Pasifik, sementara kebalikannya gangguan berupa fase dingin dikenal dengan La Nina,” terang Kasubbid Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Siswanto, M.Sc, Senin (26/8/2019).

Dikatakan, posisi Indonesia yang terletak antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia menjadikan wilayah Indonesia sebagai tempat yang tepat untuk studi iklim.

“Untuk memahami fenomena ENSO dan IOD di masa sekarang dan prediksi kedepan diperlukan data dan pengetahuan iklim dari masa lampau dalam skala waktu geologi ribuan tahun silam sampai masa sekarang,” kata Siswanto, saat dihubungi, Senin (26/8/2019).

Ia menjelaskan IOD atau Indian Ocean Dipole adalah fenomena serupa ENSO yang terjadi di Samudera Hindia.

“Untuk memahami dua fenomena ini, perlu kerjasama peneliti dari berbagai disiplin ilmu yaitu modelling iklim, variabilitas iklim, dan juga paleo-klimatologi,” ujarnya lebih lanjut.

Kegiatan lokakarya Paleo ENSO di Belitung, diadakan untuk mempertemukan peneliti dari berbagai disiplin terkait dengan ENSO tersebut untuk bertukar informasi mengenai ENSO atau IOD.

Lihat juga...