Usaha Tepung Sagu di Lampung Mulai Kekurangan Bahan Baku

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Usaha kecil pembuatan tepung sagu berbahan baku pohon aren dan rumbia di Lampung mulai kekurangan bahan baku.

Harun, produsen tepung sagu mengungkapkan, tepung sagu diperoleh dari batang pohon aren (Arenga Pinnata) dan rumbia (Metrxylon Sagu). Kemarau dan lambatnya pertumbuhan, membuatnya harus mencari bahan baku ke wilayah lain.

Tepung sagu, sebagai alternatif pengganti tepung tapioka produksinya tergantung ketersediaan bahan baku. Karena berkurangnya bahan baku, terjadi penurunan kuantitas produksi tepung. Pada kondisi normal, dengan bahan baku 100 potong batang rumbia, bisa menghasilkan 10 kuintal tepung.

Memasuki Juni, Harun dalam sepekan hanya memperoleh 30 batang rumbia yang bisa menghasilkan 3 kuintal tepung. Minimnya hasil tepung dikarenakan kadar air di dalam batang menurun. Lima tahun lalu, Harun bisa memperoleh 50 hingga 100 batang pohon rumbia.

“Produksi dipastikan menurun, karena pasokan bahan baku minim, namun upaya mendapatkan bahan baku tetap dilakukan hingga ke wilayah Lampung Timur dan Tulang Bawang,” ungkap Harun kepada Cendana News, Selasa (9/7/2019).

Produsen tepung sagu di Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan tersebut, kini mulai menanam pohon rumbia. Pohon ditanam di salah satu lahan yang dibelinya.

Harun,produsen tepung sagu berbahan baku pohon rumbia dan aren melakukan proses pengendapan batang aren yang sudah ditumbuk – Foto Henk Widi

Selain menanam, Harun juga menerapkan sistem tumpang pada pemilik lahan. Caranya dengan memberi uang panjar, agar pohon rumbia yang akan dibeli tidak ditebang. Batang pohon rumbia dan aren, harganya mencapai Rp50.000 hingga Rp100.000.

Lihat juga...