MEDAN – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut, sudah menetapkan langkah dan menjalankan berbagai aksi/strategi untuk menekan inflasi, yang trennya meningkat sejak menjelang Ramadan.
Kepala Bank Indonesia (BI) Sumut yang menjabat Wakil Ketua TPID Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengakui, inflasi di Sumut tren meningkat sejak April dan diperkirakan naik lagi pada Mei – Juni, karena ada Ramadan dan Idul Fitri.
“Pada April, secara bulanan inflasi di Sumut mencapai 1,15 persen, naik tinggi dibandingkan Maret yang masih 0,78 persen. Kenaikan inflasi didorong, khususnya kenaikan harga cabai merah, tomat dan harga ikan tongkol,” katanya, Minggu (12/5/2019).
Ada prediksi, inflasi naik lagi pada Mei saat Puasa Ramadan, karena ada kenaikan beberapa harga, khususnya bawang putih.
“TPID berharap inflasi di sepanjang 2019 atau khususnya di Ramadan, bisa ditekan. Pada Ramadan 2018, Sumut bahkan masih deflasi sebesar 0,7 persen,” kata Wiwiek Sisto Widayat.
Dia menegaskan, TPID Sumut sudah menetapkan tiga strategi untuk menekan inflasi, yakni menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan melakukan komunikasi yang efektif.
Untuk menjaga keterjangkauan harga, TPID melakukan berbagai langkah. Mulai dari inspeksi mendadak (sidak), menggelar pasar murah, penyediaan pakat sembako, melakukan monitoring harga secara intensif di pasar, pelaporan perkembangan harga ke tim dan Satgas Pangan dan pembukaan Kedai Kita di Kampung Lalang, Medan.
Ada pun untuk menjaga ketersediaan pasokan, yakni melakukan operasi pasar, penindakan tegas bagi distributor yang melakukan kecurangan seperti penimbunan stok.