Titiek Soeharto Bacakan Presidium Emak-Emak Indonesia
Editor: Koko Triarko
Disebutkan pula, bahwa Emak-emak adalah yang paling merasakan beban kehidupan keluarga Indonesia, akibat buruknya penyelenggaraan negara. Puncak penyimpangan yang paling dirasakan adalah hilangnya prinsip keadilan, kejujuran dan keterbukaan dalam penyelenggaraan Pemilu 2019.
“Sehingga patut diduga, bahwa rezim penyelenggaraan negara saat ini ingin berkuasa dengan menghalalkan semua cara, termasuk kesewenangan,” kata Putri Cendana, ini.
Hal lain dalam pernyataan presidium, juga disebutkan, bahwa Emak-emak telah melihat kesewenangan aparat dan merasakan kehilangan anggota keluarga, yang tewas akibat penyelenggaraan Pemilu 17 April 2019.
“Lebih dari 600 korban tewas, dan 12.000 lebih korban dirawat. Inilah pemilu damai yang mematikan di dunia,” kata Titiek Soeharto.
Sementara, lanjutnya, di ujung penyelenggaraan Pemilu dalam dua hari, lebih 26 korban tewas, serta ratusan korban luka dirawat akibat penanganan unjuk rasa yang dilakukan sejak 21 Mei 2019.
Disebutkan pula, bahwa Emak-emak Indonesia tidak akan pernah mendiamkan keadaan yang melampaui batas ini, dan bertekad akan terus memperjuangkan keadilan dan menolak segala bentuk kecurangan pemilu 2019, dan melawan segala kesewenangan aparat.
“Kami, Emak-emak masih berharap, bahwa badan peradilan atau Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai wakil keadilan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, masih layak dipercaya sebagai institusi yang amanah dan mampu mencegah segala bentuk kecurangan, ketidakadilan dan kesewenang-wenangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2019,” pungkasnya.