Penuhi Air Bersih, Warga Desa Lamatokan Terbiasa Antre
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Fransiska, salah seorang warga yang ditemui sedang menimba air di depan kantor desa Lamatokan mengakui, menimba air dari sumur dilakukan saat pagi dan sore hari. Biasanya pagi hari sebelum ke kebun dan sore hari sepulang dari kebun baru mengambil air.
“Saya dan anak-anak selalu mengambil air dari sumur untuk mandi. Rata-rata warga mengambil air di sumur ini kalau persediaan air hujan yang ditampung di bak-bak air di samping rumah sudah mulai menipis,” ungkapnya.
Tapi sekarang, lanjutnya, sudah mudah karena mengambil air menggunakan jeriken dan ditaruh di sepeda motor. Kalau rumah warga dekat dengan sumur, maka banyak perempuan lebih memilih menggunakan ember dan dijunjung di kepala sementara laki-laki dipanggul.
“Air di sumur tidak terlalu dalam cuma 5 meter saja sehingga tidak terlalu capek menimba air. Warga memang ingin agar dana desa bisa dipakai untuk bor air, tapi airnya jangan rasa pahit seperti yang di sumur,” harapnya.
Fransiska juga meminta agar bila ada sumur bor yang dibangun dari dana desa, maka di setiap dusun harus dipasang beberapa bak air yang dilengkapi dengan kran. Dengan begitu warga tidak harus antri lama atau bila perlu dipasang kran ke rumah-rumah warga. Setiap bulan ditarik retribusi untuk pemasukan desa.