Pencak Silat Perekat Indonesia-Afsel
Tidak hanya pencak silat, anggota PPSSA juga wajib mempelajari bahasa Indonesia sebagai pengantar setiap gerakan dan aba-aba Pencak Silat.
Eksistensi pencak silat di Kota Bosmont tidak dapat dilepaskan dari dukungan masyarakat setempat yang ingin mengadopsi nilai-nilai luhur akar budaya Indonesia.
Selain itu pencak silat tidak saja dilihat sebagai seni mengagumkan, manfaatnya dirasakan oleh warga Bosmont sebagai kegiatan di luar sekolah yang berhasil membangun nilai-nilai positif generasi muda.
Perayaan 10 tahun lahirnya PPSSA juga dihadiri Shafiq Morton pengarang buku “From the Land of Spices to Cape Town”.
Buku itu menceritakan perjuangan Tuan Guru, bangsawan asal Tidore Indonesia di Afrika Selatan menyampaikan betapa pentingnya peran Indonesia dalam membangun peradaban masyarakat muslim Cape Malay di Afrika Selatan yang maju.
Sebagaimana nilai-nilai positif yang dibagikan Indonesia kepada Afrika Selatan melalui pencak silat , Tuan Guru, di masa kolonial membawa pendidikan dan pengetahuan melalui pendirian Madrasah, dan budaya penyembuhan melalui penggunaan tumbuh-tumbuhan yang sering dilakukan masyarakat Tidore sebagai salah satu lumbung rempah-rempah.
Shafiq mengharapkan kepada perwakilan Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan yang hadir dalam acara tersebut untuk menetapkan Tuan Guru sebagai pahlawan nasional di kedua negara.
Perayaan 10 tahun PPSSA ditutup dengan penampilan Tari Saman, peragaan pencak silat serta persembahan lagu Indonesia Pusaka dari salah satu warga kota Bosmont. (Ant)