Giring Kawanan Gajah ke Hutan, Warga Gunakan Panggilan Unik
PESISIR BARAT – Masyarakat Desa Pemerihan, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, menggunakan panggilan unik untuk Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus).
Saat menggiring gajah agar masuk ke hutan, mereka memanggil mbah atau liman. “Gajah di sini memang dipanggil mbah, karena bisa dikatakan gajah ini pancaindranya sangat kuat, tahu-tahu Dia muncul,” kata Warsono, anggota Komunitas Sahabat Gajah Desa Pemerihan, saat ditemui di desa itu, di Pesisir Barat.
Pemerihan, adalah salah satu desa yang masyarakatnya masih sering berkonflik dengan Gajah Sumatera asal Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Konflik terjadi lantaran lahan perkebunan warga setempat dimasuki gajah, sedangkan lahan untuk habitat gajah berkurang.
Lahan warga berbatasan langsung dengan kawasan hutan TNBBS, sehingga konflik tidak terelakkan antara gajah dan warga. Kendati berkonflik, warga tidak membunuh dan melukainya. Mereka sebatas mengusir gajah, supaya tidak masuk dan memakan tanaman warga.
Saat menghalau kawanan gajah masuk ke hutan, panggilan yang kerap terdengar dari warga adalah mbah. Warsono mengatakan, sebagian warga ada yang memanggilnya mbah gede, ada pula memanggil liman. Panggilan tersebut, sebagai bentuk penghormatan kepada gajah, karena gajah dipercaya mempunyai pancaindra yang tajam.
“Gajah sangat peka, seperti bisa mendengar dan merasakan ucapan manusia yang sopan dan tidak sopan terkait dirinya. Sehingga setiap berucap tidak boleh sembarangan, biar tidak menyinggung. Kalau kita panggil gajah, seperti tidak sopan, jadi kita memanggilnya mbah gede, ada juga masyarakat yang memanggilnya liman. Panggilan mbah atau liman itu panggilan halusnya,” ujarnya.