900 Personel TNI AD Disiapkan Jadi Tenaga Pendidik di Perbatasan RI-Malaysia

Editor: Koko Triarko

BALIKPAPAN – Untuk memperluas mutu layanan pendidikan dan kebudayaan di daerah perbatasan, sebanyak 900 personel TNI-AD dipersiapkan sebagai tenaga pendidik. Sebelum personel diberangkatkan, dilakukan bimbingan teknis penguatan kompetensi dalam proses pembelajaran kepada TNI AD, pada satuan pendidikan daerah Terluar, Tertinggal dan Terdepan (3T). 

Bimbingan teknis ini dilaksanakan selama empat hari, mulai tanggal 11 hingga 14 Maret 2019, di Aula Yonif Raider 600/Mdg, Manggar, Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.

“Saat ini, TNI sudah memasuki dunia pendidikan, selain melaksanakan tugas utamanya menjaga kedaulatan NKRI. Dan sebenarnya, selama ini TNI sudah masuk ke pendidikan secara otomatis, karena memang memiliki tugas untuk mendidik,” ungkap Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan, Supriono, saat membuka Bimbingan Teknis, Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Mdg, Senin (11/3/2019).

Menurut Supriono, tugas mendidik tersebut, perlu diberikan pembekalan untuk menjadi tenaga pendidik dan menjadi pedagogi (kompetensi guru pengajar) yang baik, lalu menjadi garda terdepan jika daerah perbatasan tersebut kekurangan guru.

Secara khusus, perjanjian kerja sama ini bukan untuk menjadikan tentara beralih fungsi sebagai guru, namun untuk memberikan bekal kepada prajurit TNI AD yang bertugas di daerah perbatasan, dan sewaktu-waktu bisa membatu pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat yang sekolahnya kekurangan guru, di samping melaksanakan tugas utama menjaga kedaulatan NKRI.

“Nantinya, TNI AD ini akan berada di daerah penugasan Malinau dan Nunukan, selama sembilan bulan. Harapannya ketika mereka kembali, akan ada laporan bahwa di daerah ini tidak ada SD, di daerah ini tidak ada SMP dan seterusnya,” ujarnya.

Lihat juga...