Sukarelawan Indonesia: Gaza Menuju Puncak Krisis
JAKARTA — Sukarelawan Indonesia yang menetap di Jalur Gaza, Palestina, Abdillah Onim mengungkapkan bahwa wilayah kantong antara Israel dan Palestina itu sedang menuju puncak krisis, setelah lembaga kemanusiaan di bawah PBB angkat kaki.
“Dalam kondisi semacam ini, tentu sumbangan dari rakyat Indonesia masih sangat dibutuhkan,” katanya, saat dhubungi dari Jakarta, Kamis pagi (7/2/2019).
“Terlebih, akibat blokade zionis Israel, bantuan yang masuk Gaza sangat minim,” tambahnya.
Salah satu dampak krisis itu, kata dia, ribuan pasien kanker dan gagal ginjal dirawat di rumah sakit tanpa makanan. Karena itu, kata dia, sebuah dapur umum yang diberi nama “Amanah Indonesia” guna membantu menyediakan makanan gratis kepada ratusan pasien di rumah sakit di Gaza, sangat membantu.
Dapur umum “Amanah Indonesia” digagas Yayasan Nusantara Palestina Center (NPC), lembaga sosial kemanusiaan berbadan hukum yang didirikannya, berkantor di Jakarta. Lembaga itu untuk membantu pihak rumah sakit yang tidak mampu memberikan pelayanan makanan kepada pasien akibat krisis pangan, obat-obatan dan bahan bakar minyak (BBM).
Ia menjelaskan program pengadaan makanan gratis untuk pasien yang sedang dirawat di RS As-Syifa Gaza, yang dibuka sejak akhir Januari 2019 direncanakan berlangsung selama 10 hari dan bisa diperpanjang menjadi 20 hari ke depan.
“Namun, perpanjangan itu tergantung pendanaan dari donatur di Indonesia,” katanya.
Dalam program itu, disediakan 3.300 porsi makanan yang diprioritaskan kepada pasien gagal ginjal dan anak-anak yang sedang dirawat di instalasi anak dan pasien orang tua.
Untuk itulah, Onim mengetuk siapa saja di Indonesia bisa ikut membantu warga Gaza yang dilanda krisis itu.