IGI Flotim Gencarkan Program Salasaku

Editor: Mahadeva

“Bila sejak dini diperkenalkan dan terbiasa menulis maka akan ketagihan menulis. Rasanya sakit bila satu hari absen menulis. Ketika sudah terbiasa menulis setiap hari tentang apa saja yang berbau positif, tentunya mereka tidak menulis berita hoaks dan ujaran kebencian,” tuturnya.

Damsil mengklaim, kegiatan GELIS di sekolah dapat dikatakan efektif dan efisien. Masing-masing kelompok memiliki guru pendamping. Selain itu, kegiatannya juga didukung oleh hasil karya siswa yang mayoritas sangat baik.

“Setelah sukses dengan program Satu Sekolah Satu Buku (Salasaku) kami bertekad ke depannya akan masuk ke program Satu Siswa Satu Buku (Sawasaku). Tentunya kegiatan literasi ini berhasil baik karena mendapat dukungan dari pihak sekolah,” terangnya.

Marsianus Toeng Peupare, Wakil Kepala Sekolah SMPS Katolik Mater Inviolata Larantuka menyebut, pelatihan GELIS untuk berbagi ide dan gagasan, pengalaman demi pengalaman. Dengan program tersebut, kelak sekolah mampu menyiapkan siswa yang mampu menjawab tuntutan zaman yang serba milenial.

“Selain menjawabi program nasional literasi yaitu membaca 15 menit sebelum masuk kelas di pagi hari, saya berharap semoga dengan hadirnya IGI lewat GELIS memberi kesan tersendiri bagi siswa kami. Para siswa akan lebih banyak lagi berproses dan melatih diri untuk menggapai cita-cita mereka,” tuturnya.

Marsy berharap, kolaborasi ataupun kerja sama IGI Flotim dengan sekolah tidak berhenti setelah pelatihan menulis. Kegiatan dapat terus dibina dan dipupuk, agar dapat terus berjalan. Dengan dampingan bersama, diharapkan ke depannya dapat menghasilkan karya-karya literasi berkualitas. “Semoga kerja sama ini tidak hanya GELIS dari kanal Satu Guru Satu Buku (Sagusaku), tetapi lebih dari itu boleh memperkenalkan kanal-kanal lainnya untuk kepentingan peningkatan kompetensi guru dan siswa di sekolah kami,” pungkasnya.

Lihat juga...