300 Hektare Tanaman Padi di Banyumas Puso
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
PURWOKERTO — Dampak banjir dan genangan air pada tiga kecamatan di Kabupaten Banyumas, yaitu Kecamatan Tambak, Sumpiuh dan Kemranjen, menyebabkan 300 hektare tanaman padi yang baru berusia sekitar satu bulan, puso.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas, Widarso, Senin (4/2/2019) mengatakan, usia padi masih baru tanam, sehingga tidak akan mempengaruhi hasil panen secara keseluruhan di Banyumas nantinya.
ʺHanya saja, petani merugi, karena harus menyediakan bibit baru lagi,ʺ terangnya.
Sedangkan di Kecamatan Tambak yang juga ikut tergenang banjir sampai satu minggu. Kondisi tanaman padi tidak sampai puso, karena masih ada bagian daun padi yang tidak terendam, sehingga proses fotosintesisnya masih jalan.
Wilayah tiga kecamatan tersebut, lanjut Widarso, biasanya taman dua kali. Dengan mundurnya masa tanam ini, maka diperkirakan baru akan akan panen pertama pada bulan Mei mendatang.
Setelah itu, bulan Juni-Juli petani kembali tanam padi. Masa tanam yang kedua ini, biasanya disertai resiko kekeringan.
ʺTiga kecamatan tersebut kalau musim hujan, terkena banjir dan saat kemarau mengalami kekeringan, seluruh sawahnya merupakan sawah tadah hujan,ʺ jelasnya.
Sementara itu, untuk panen raya di wilayah Kabupaten Banyumas diperkirakan pada awal bulan Maret. Mengingat masa tanam pertama ini mundur, sebab hujan baru mulai turun bulan Desember.
Menurut Widarso, ada beberapa wilayah yang saat ini sudah panen, yaitu Banyumas bagian barat, seperti Kecamatan Pekuncen, Cilongok, Karanglewas, Baturaden dan Sumbang. Wilayah tersebut berada di lereng Gunung Slamet, sehingga ketersediaan air melimpah dan tidak terpengaruh curah hujan. Hanya saja karena berada di dataran tinggi, tanaman padi hasilnya kurang maksimal.