Rasa Nyeri Pertanda Gejala Gangguan Tubuh Skala Besar
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Menurut data yang didapatkan dari para ahli bedah saraf, 80 persen kunjungan pasien yang mereka terima adalah karena keluhan nyeri. Nyeri merupakan suatu hal yang relatif pernah dirasakan oleh setiap orang. Dan, tanpa disadari, nyeri ini biasanya merupakan pertanda atau gejala akan gangguan pada tubuh dalam skala yang lebih besar.
Dokter Agus Yudawijaya, Sp.S., menyatakan, bahwa nyeri merupakan gejala utama dari kebanyakan kondisi medis dan dapat sangat mengganggu kualitas hidup seseorang. Walaupun saat ini sudah banyak obat maupun tindakan untuk mengatasi rasa nyeri, beberapa pasien masih merasakan rasa nyerinya.
“Perasaan nyeri sebenarnya merupakan peringatan akan adanya kerusakan jaringan pada tubuh. Jadi seperti suatu peringatan pada penderitanya, untuk menghindarkan diri dari bahaya yang dapat mengancam nyawa atau berakibat fatal,” kata dr. Agus, kepada Cendana News, Kamis (31/1/2019).
Berdasarkan waktu berlangsung, rasa nyeri dapat dibagi menjadi tiga. Yaitu, nyeri akut yang berlangsung kurang dari satu bulan, nyeri sub-akut, yang berlangsung antara satu hingga tiga bulan dan nyeri kronis untuk yang sudah dirasakan oleh penderitanya selama lebih dari tiga bulan.
“Nyeri akut biasanya berhubungan dengan kerusakan jaringan. Sementara nyeri kronis, timbul setelah kerusakan jaringan terjadi. Hal ini berkaitan erat dengan adaptasi fisiologis dan psikologis,” jelas dr. Agus.
Pada pasien yang mengalami nyeri kronis, adaptasi fisiologis terhadap stimulus nyeri persisten dapat disertai dengan gejala depresif, penarikan diri, anoreksis, kelelahan, gangguan tidur dan mood yang labil.