PM Bangladesh Tolak Keluhan Kecurangan dalam Pemungutan Suara
DHAKA — Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, yang aliansinya menang dengan mutlak pada Senin, menolak keluhan-keluhan oposisi mengenai kecurangan dalam pemungutan suara dan mengatakan para pemilih telah pergi ke tempat-tempat pemungutan suara dengan antusias.
Kemenangan itu mengukuhkan kekuasaan Hasina, yang telah berlangsung satu dekade di negara Asia Selatan itu. Di bawah pemerintahannya, ekonomi Bangladesh tumbuh dengan pesat, tapi ia dituduh melanggar hak asasi manusia dan menekan lawan-lawan politiknya. Tuduhan-tuduhan tersebut dibantah pemerintahannya.
Dalam pidato menyambut kemenangan di kediaman resminya di Dhaka, Ibukota Bangladesh, Hasina, 71 tahun, memuji dukungan kuat bagi aliansi pimpinannya Liga Awami, yang meraih 287 dari 298 kursi di parlemen. Aliansi pimpinan Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), yang beroposisi, meraih enam kursi.
“Mereka memberikan suara dengan antusias,” kata Hasina kepada wartawan dan para pengamat pemilihan asing yang memadati satu ruang.
Hasina menanyakan apa yang menjadi kebutuhan warganya dan menjawabnya. “Apa yang orang-orang inginkan? Mereka ingin memenuhi kebutuhan dasar. Ketika mereka merasakan itu ya, hanya pemerintahan ini yang dapat menjaminnya, kemudian mereka tentu akan memberikan suara bagi kami.”
Pihak oposisi menolak hasil pemungutan suara itu dan menyerukan pemilihan baru. Mereka mengatakan kecurangan terjadi di mana-mana.
India dan China, dua negara tetangga Bangladesh, mengucapkan selamat kepada Hasina, dan kelompok pemantau pemilihan dari negara-negara Asia Selatan menyatakan mereka tidak menemukan kesalahan dalam pemungutan suara di Dhaka.