Potensi Bisnis Ikan Hias di Kalteng Tetap Tinggi

Ikan hias, ilustrasi -Dok: CDN
JAKARTA – Animo komoditas ikan hias diperkirakan bakal tetap tinggi, sehingga pelaku usaha sektor perikanan diharapkan bisa menangkap momentum ini, untuk meningkatkan potensi ekspor ke sejumlah negara tujuan.
Kepala Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) Palangkaraya, Iromo, mengungkapkan, ada tiga negara tujuan ekspor ikan hias Kalteng, yakni Singapura, Jepang, dan Taiwan.
Menurutnya, Kalimantan Tengah setiap tahunnya bisa mengekspor ratusan ribu ekor ikan hias khas Kalteng, selain juga mengirim ratusan ton ikan segar ke kota-kota besar di Indonesia.
Ada pun jenis ikan yang diekspor, mulai dari Botia, Gurame Coklat, Seluang, Lais Kaca, Baung, Cupang, Kepala Kuda, Kalochroma, dan Kihung.
Menurut dia, di masyarakat lokal, ikan seperti Seluang, Baung, dan Lais itu adalah untuk dikonsumsi, sedangkan di luar negeri dijadikan sebagai ikan hias.
Sebagaimana diwartakan, Indonesia bakal menggelar pameran dan kontes ikan hias terbesar di dunia yang disebut dengan nama Nusatic 2018, ajang tahunan yang telah digelar dua kali sebelumnya di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten.
“Untuk urusan ikan hias, kita adalah the best in the world (terbaik di dunia),” kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Kemaritiman, Agung Kuswandono, dalam jumpa pers di kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Rabu (28/11).
Menurut Agung, dengan jenis yang melimpah, yaitu sekitar 400 spesies ikan hias air tawar dan 650 ikan spesies ikan air laut, maka sebenarnya potensi perekonomian ikan hias di Indonesia adalah sangat besar, tetapi disayangkan manajemen atau pengelolaannya perlu dibenahi.
Apalagi, ia mengingatkan, bahwa saat ini kawasan ikan hias untuk Asia Tenggara lebih dikenal berada di Singapura.
Sebagaimana diketahui, nilai ekspor ikan hias Indonesia ke dunia pada 2016 mencapai 24,64 juta dolar AS, sedangkan ekspor ikan hias Singapura pada periode yang sama adalah 42,97 dolar AS.
Namun ia yakin, bahwa Indonesia dapat terus mengembangkan potensinya, terlebih semakin banyak orang asing yang dinilai menggemari ikan hias dari kawasan perairan tropis.
“Kita ingin menjadi eksportir ikan hias terbesar di dunia,” katanya, dan menambahkan, ikan hias yang keberlanjutan di Nusantara layak menjadi isu nasional.
Agung mengemukakan, salah satu cara untuk mengembangkan ikan hias di dalam negeri adalah dengan menunjuk salah satu ikan sebagai maskot ikan hias nasional.
Selain itu, pemerintah juga saat ini sedang menyusun payung hukum untuk Rencana Aksi Nasional Pembangunan Industri Ikan Hias. (Ant)
Lihat juga...