Banjir Sebabkan Petani di Riau Merugi
PEKANBARU — Sejumlah petani di Provinsi Riau terancam merugi karena banjir mulai menggenangi areal pertanian di daerah setempat.
Berdasarkan pantuan, areal pertanian di Kabupaten Kampar kini dalam kondisi tergenang banjir dengan ketinggian berkisar 30 hingga 60 centimeter akibat Sungai Kampar meluap.
Akibatnya seperti di Desa Kualu banjir membuat petani terpaksa memetik kacang tanah lebih dini meski usia tanaman belum layak panen.
Seorang petani, Ida (48) mengatakan terpaksa mencabuti kacang tanah karena kalau dibiarkan terlalu lama akan membusuk terendam air banjir.
“Sebenarnya kita sudah rugi karena belum saatnya panen sudah dipetik, tapi akan makin rugi kalau kacangnya membusuk kalau menunggu saat panen,” kata Ida, Selasa (11/12/2018).
Kondisi serupa juga terjadi pada petani kelapa sawit di sana karena mereka harus bersusah payah membawa tandan buah segar melewati genangan banjir. Petani harus kerja ekstra keras agar buah sawit tidak busuk.
“Makin sulit panen karena banjir. Biaya ongkos transportasi bisa meningkat tapi berusaha tidak makin rugi,” katanya.
Ia mengatakan kondisi banjir sangat menyulitkan petani sawit di tengah tren penurunan harga kelapa sawit. Harga sawit kini hanya sekitar Rp600 per kilogram, sudah di bawah harga toleransi untuk balik modal yang idealnya di harga Rp700 hingga Rp1.000 per kilogram.
“Kita sudah merugi dengan harga terus turun. Kita sekarang hanya coba bertahan supaya tidak makin merugi,” ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan Provinsi Riau masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. Riau mengalami hari tanpa hujan sangat pendek dengan intensitas mencapai 100 hingga 300 milimeter.