G30S/PKI, Film Milik Rakyat
Editor: Satmoko Budi Santoso
Adapun kesan tersendiri saat proses pengerjaan film ‘Pengkhianatan G30S/PKI’, bagi Embie, yang paling berkesan merasakan proses kerja kreatif yang solid karena sutradara yang sangat kuat mengarahkan seluruh tim. Untuk melakukan yang terbaik dalam pembuatan film politik yang begitu penting.
“Terlebih pemerintah saat itu sangat percaya pada media film dan kreativitas seni yang memiliki kekuatan dahsyat dalam pembangunan karakter budaya bangsa,“ kenangnya.
Menurut Embie, ada pesan moral yang penting dalam film ‘Pengkhianatan G30S/PKI’.
“Dinamika politik kekuasaan jika tidak dilandasi nilai ketuhanan yang Maha Pengasih dan Penyayang, dapat menjadi perilaku jahat, sadis dan tidak berperikemanusiaan,“ paparnya.
Bagi Embie, film sejarah membutuhkan kompetensi prima dalam bidang teknik dan artistik.
“Karena hanya dengan kompetensi tinggilah teks sejarah dapat dipersembahkan dengan meyakinkan, baik sebagai hiburan maupun dalam memberikan penggambaran nyata. Sehingga penonton dapat menikmati keajaiban sinematografi,“ simpulnya.
Mengenai sosok Pak Harto, Embie menyamakan seperti juga Bung Karno, tipikal yang tepat untuk memimpin bangsa Indonesia yang heterogen dalam mengembangkan potensi budaya.
“Keberhasilan Pak Harto dalam memegang tampuk kepemimpinan di Indonesia yang lamanya mampu melebihi Bung Karno, menunjukkan secara gamblang dan nyata, bahwa Pak Harto lebih kuat dari Bung Karno dalam kemampuan memimpin bangsa,“ tegasnya.
Embie berharap ke depan, Indonesia mempunyai sosok pemimpin seperti Pak Harto.
“Semoga akan lahir pemimpin yang bisa melampaui kekuatan Pak Harto. Karena Indonesia tidak membutuhkan pemimpin eceran, bangsa Indonesia membutuhkan sesuatu yang gagah, besar, kuat, dan cerdas,“ pungkasnya.