Geliat Batik Lebak Tumbuh Diminati Masyarakat
LEBAK – Permintaan batik Lebak Chanting Pradana yang diproduksi di Desa Bojongleles, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, sejak setahun terakhir meningkat sehingga perajin merasa kewalahan dalam melayani permintaan konsumen.
“Mereka konsumen itu mulai dari kalangan masyarakat, PNS, BUMN, pelajar hingga model,” kata perajin batik Lebak Chanting Pradana Umsaroh di Lebak, Selasa.
Permintaan batik Lebak juga datang dari pasar Rusia dan Belanda.
Selama ini, masyarakat menyukai batik Lebak karena memiliki perbedaan dengan batik-batik lainnya di Tanah Air.
Keunggulan batik Lebak, selain banyak motif warna, juga memiliki filosofi tersendiri sesuai potensi alam dan budaya masyarakat Badui yang ada di Kabupaten Lebak.
Batik Lebak Chanting Pradana memproduksi sebanyak 12 motif dan memiliki filosofi berbeda-beda sesuai motif warna.
Dari 12 motif batik Lebak itu antara lain Motif Seren Taun, Motif Sawarna, Motif Gula Sakojor, Motif Pare Sapocong, Motif Kahirupan Baduy, Motif Leuit Sijimat, Motif Rangkasbitung, Motif Caruluk Saruntuy, Motif Lebak Bertauhid, Motif Angklung Buhun, Motif Kalimaya dan Motif Sadulur.
Menurut Umsaroh, keberhasilan batik Lebak itu tidak lepas dari peran Bupati Iti Octavia yang fokus untuk memajukan “branding” usaha perajin masyarakat sehingga meningkatkan kesejahteraan juga menumbuhkan perekonomian.
Kehadiran perajin batik dapat menyerap lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, sekaligus mampu mengendalikan urbanisasi ke luar daerah. Karena itu, pemerintah daerah membantu memasarkannya melalui promosi agar dikenal pasar.
Selain itu, Dinas Pariwisata Provinsi Banten mempromosikan batik Lebak ke mancanegara.