Perhatian Pak Harto Kepada Masjid Raya Klaten

Oleh Mahpudi, MT

Catatan redaksi:

Dalam catatan Incognito Pak Harto seri 19 ini, Redaksi cendananews.com selain menurunkan sejumlah tulisan dan liputan berbagai acara, juga menampilkan berbagai aktivitas. Salah satunya, catatan ekspedisi Incognito Pak Harto tahun 2012. Ekspedisi yang dilakukan oleh sebuah tim dari YHK yang terdiri dari Mahpudi (penulis), Bakarudin (jurnalis), Lutfi (filatelis), Gunawan (kurator museum), serta salah satu saksi sejarah peristiwa itu, yaitu Subianto (teknisi kendaraan pada saat incognito dilaksanakan). Meski sudah cukup lampau ekspedisi itu dilakukan, dan hasilnya pun sudah diterbitkan dalam buku berjudul Incognito Pak Harto –Perjalanan Diam-diam Seorang Presiden Menemui Rakyatnya (2013) dan Incognito – The President Impromptu Visit (2013) serta Ekspedisi Incognito Pak Harto –Napak Tilas Perjalanan DIam-diam Seorang Presiden Menemui Rakyatnya (2013) , namun hemat kami catatan ekspedisi yang ditulis oleh Mahpudi dalam beberapa bagian ini tetap menarik untuk disimak. Sebab, seperti disimpulkan oleh penulisnya, peristiwa blusukan ala Pak Harto yang terjadi pada tahun 1970 ini sangat patut dijadikan salah satu tonggak sejarah nasional Indonesia.

Selamat Membaca.

Setelah kami selesai bertamu di Panti Asuhan Putri Muhammadiyah, kami melanjutkan agenda perjalanan napak tilas Incognito Pak Harto menyusuri rute Yogyakarta menuju Surakarta, melewati Klaten. Tentu saja, ini wilayah yang sangat dipahami oleh Pak Harto, sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga dirinya menjadi Panglima Daerah Militer Diponegoro pada tahun 1957. Dan dari perjalanan diam-diam yang berlangsung pada Juli 1970, sungguh tersirat, betapa Pak Harto sangat peduli dengan kehidupan rakyatnya. Ini diperlihatkan pada  foto-foto dokumentasi yang kami bawa.

Lihat juga...