ORI: Pemahaman Masyarakat tentang Ombudsman Masih Rendah
BOGOR — Anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI), Alvin Lie, mengatakan lembaganya masih menghadapi tantangan, karena rendahnya pemahaman masyarakat tentang keberadaan lembaga negara tersebut.
“Ini tantangan buat kami (Ombudsman-red), ombudsman ini usianya sudah 10 tahun sejak undang-undang disahkan, bahkan sudah 18 tahun sejak dibentuknya Komisi Ombudsman Nasional, sebagian belum paham apa itu ombudsman,” kata Anggota ORI, Alvin Lie, dalam kegiatan media gathering di Bogor, Minggu malam (24/6/2018).
Menurut Alvin, tantangan tersebut masih dirasakan bahkan hingga periode kali ini yang sudah berjalan dua setengah tahun ini, walau pemahaman masyarakat tentang ORI sudah lumayan baik dari sebelumnya.
Rendahnya pemahaman tentang keberadaan ORI dirasakan oleh para anggota dari berbagai pengalaman yang terjadi. Bahkan ketika pelantikan anggota ORI Februari 2016 di Istana Merdeka.
“Ketika masuk Istana ditanyakan oleh Paspampres acaranya apa. Setelah dilantik, masih ditanyain, ombudsman itu apa pak,” kata Alvin.
Kejadian tersebut kembali terulang setahun berikutnya, dalam kegiatan di Istana Bogor, anggota ORI kembali ditanyai oleh Paspampres tentang apa itu ombudsman.
“Kalau Paspampres saja tidak tahu ombudsman, bagaimana dengan masyarakat di luar Jakarta yang masih belum jelas pemahamannya,” katanya.
Kekhawatiran tersebut terbukti, ketika ORI menghadiri acara Fetival Balon Udara di Wonosobo. Bupati dan pejabat daerah setempat sebagian besar belum paham tentang Ombudsman.
Bahkan di kalangan media juga belum familiar, atau masih ada kesalahan penyebutan nama anggota dengan komisi. Dan kebanyakan media, belum bisa membedakan antara rekomendasi dengan saran yang dikeluarkan oleh ombudsman.