Forum Anak Daerah Bali Tolak Jadi Target Industri Rokok
Editor: Satmoko
Menurut Laras, pemerintah sejatinya tak perlu banyak pertimbangan untuk segera mengambil keputusan mengaksesi FCTC. Jika yang dijadikan pertimbangan adalah besarnya cukai rokok yang masuk ke kas negara, Laras menilai hal itu sangat tidak tepat.
“Karena jumlah cukai rokok yang masuk ke kas negara 4 kali lebih kecil dibandingkan kerugian yang ditimbulkan,” tegas Laras.
Sementara itu, Gubernur Made Mangku Pastika menyampaikan aspirasi atas keberanian yang ditunjukkan oleh anak muda yang tergabung dalam FAD Bali.
Meskipun, lanjut Pastika, hal itu bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana. Bahkan ia mengibaratkan industri rokok seperti raksasa penghisap darah. Meski tak mudah, dengan gerakan yang massif, dia yakin konsumsi rokok bisa dikendalikan dan tak menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda.
Gubernur dua periode ini juga sependapat kalau alasan ekonomi tak bisa dijadikan pertimbangan untuk melegalkan hegemoni industri rokok. Menurut Pastika, selain berdampak buruk pada kesehatan, rokok juga merupakan pintu gerbang penggunaan narkoba.
“Buat apa dapat manfaat ekonomi, namun meracuni masyarakat khususnya kalangan generasi muda,” imbuhnya.
Selain tampil berorasi, anak-anak yang tergabung dalam FAD Bali juga membacakan Deklarasi Anak Muda Indonesia untuk FCTC. Dalam deklarasi, mereka mendukung Indonesia segera mengaksesi FCTC dan menolak RUU Pertembakauan.
Di akhir deklarasi, anak muda yang tergabung dalam FAD Bali juga mendaulat Gubernur Bali Made Mangku Pastika untuk menghancurkan sebuah papan yang disimbolkan sebagai rokok.