Aplikasi Buatan Mahasiswa UB Ini Diminati Malaysia

Editor: Mahadeva WS

Anjas Pramono Sukamto, menunjukkan aplikasi Difodeaf - Foto Agus Nurchaliq

MALANG – Aplikasi Dictionary for Deaf (Difodeaf) buatan tiga mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer (Filkom), Universitas Brawijaya (UB) meraih medali perak dalam ajang Interansional Crown International Invention, Innovation and Articulation (I-IDEA 2018 CROWN) yang diselenggarakan di Universiti Teknologi MARA, Malaysia. 

Tidak hanya memperoleh medali, aplikasi buatan Anjas Pramono Sukamto, Avisenna Abdillah Alwi dan Jauhar Bariq Rachmadi tersebut juga diminati salah satu dosen di Malaysia untuk dijadikan sebagai jurnal Internasional.

Ketua tim Anjas Pramono Sukamto menjelaskan, Difodeaf merupakan aplikasi untuk memudahkan masyarakat dalam berkomunikasi dengan penyandang tunarungu dan tunawicara. “Difodeaf merupakan aplikasi kamus yang mampu mengubah kata atau kalimat bahasa Inggris atau bahasa Indonesia menjadi gambar ilustrasi dalam bahasa isyarat,” jelasnya.

Dasar yang digunakan dalam penerjemahan pada aplikasi Difodeaf adalah American Sign Language (ASL). Sehingga bahasa isyarat dalam Difodeaf dapat digunakan untuk skala internasional. Oleh karenanya, program tersebut tidak terbatas untuk penggunaan di lokal Indonesia saja.

Pemerintah sebenarnya sudah memiliki kamus bahasa Isyarat, hanya saja masih berupa buku atau hard cover. Dan ketiga mahasiswa tersebut mencoba untuk merubahnya menjadi kamus elektronik atau digital. Hal itu untuk memudahkan penggunaanyan. “Saat ini Difodeaf sudah tersedia dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sehingga bisa digunakan siapa saja,” imbuhnya.

Pembuatan aplikasi Difodeaf dilatarbelakangi, banyaknya mahasiswa Filkom yang menjadi penyandang Disabilitas. Setidaknya saat ini di Filkom UB ada hampir 20 mahasiswa penyandang disabilitas terutama tunarungu dan tunawicara.

Lihat juga...