Penjual Jasa Penukaran Uang di Banjarmasin, Sepi Pembeli

Editor: Koko Triarko

BANJARMASIN – Memasuki pertengahan Ramadan, omzet penjual jasa penukaran uang baru di Banjarmasin belum mengalami kenaikan.
Salah satu penjual jasa penukaran uang baru di kawasan jalan Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Ahay, mengatakan, jika dibandingkan tahun lalu, omzetnya mengalami penurunan hingga 50 persen.
“Kalau sudah memasuki 10 hari setelah Ramadan, biasanya kami bisa melayani masyarakat untuk menukarkan sekitar Rp10 juta uang baru per hari. Tahun ini paling hanya mencapai Rp5 juta saja,” jelasnya, Selasa (29/5/2018).
Turunnya omzet jasa penukaran uang baru ini salah satunya karena kebijakan Bank Indonesia (BI) yang masif melakukan kegiatan penukaran uang di berbagai tempat keramaian.
Selain itu, Bank Konvensional juga melakukan pelayanan penukaran uang di masing-masing kantor cabang dan unit.
“Lalu, sekarang kami juga tidak boleh lagi sembarangan berjualan di berbagai tempat strategis di Banjarmasin, karena dilarang oleh Satpol PP. Makanya, kini omzet kami turun drastis,” keluhnya.
Biasanya, pada awal Ramadan penukaran uang pecahan baru Rp10 ribu dan Rp20 ribu sudah mulai ramai. Sementara saat mendekati lebaran yang paling laku ditukarkan masyarakat adalah pecahan jenis Rp5 ribu dan Rp2 ribu.
“Untuk keuntungan yang diperoleh biasanya kami mematok 5 – 10 persen dari nilai uang baru yang ditukarkan. Makin banyak penukaran uangnya, biasanya akan kami berikan diskon khusus,” tambahnya.
Faidurrahman, penjual jasa penukaran uang pecahan baru di daerah Taman Kamboja juga mengaku sepi order. Ia bahkan harus menjajakan hingga magrib. Padahal, tahun lalu mulai pagi hingga siang saja omset minimum sudah bisa diraih.
“Harusnya kalau memasuki pertengahan Ramadan ini omszet kita bisa mencapai Rp7 juta – Rp10 juta per hari. Sekarang untuk mencari sekitar Rp5 juta saja sudah sangat sulit,” pungkasnya.
Lihat juga...