Ahli ITB: Penggunaan Biodiesel 20 Perlu Didukung

Ilustrasi -Dok: CDN

PALEMBANG – Ahli mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Iman K Reksowardojo menyatakan, penggunaan bahan bakar biodiesel 20 persen atau B20 untuk mesin sarana transportasi perlu didukung semua pihak dan lapisan masyarakat.

Penggunaan B20 pada tranportasi darat seperti angkutan umum dan kendaraan pribadi sudah tidak diragukan lagi, kini diupayakan digunakan untuk mesin lokomotif kereta api, mesin alat berat, dan transportasi laut, kata Reksowardojo yang juga anggota tim uji coba penggunaan B20 pada kereta api itu di Palembang, Sabtu.

Untuk penerapan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang dicampur 20 persen minyak kelapa sawit itu sejak Maret 2018 dilakukan uji coba pada lokomotif kereta api dengan pengawasan intensif tim gabungan dari ITB dan BPPT yang dipimpin Staf Ahli Menteri ESDM Dadan Kusdiana.

Penggunaan B20 untuk mesin sarana tranportasi perlu didukung semua pihak dan lapisan masyarakat karena tidak mempengaruhi kinerja mesin dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan solar murni atau B0.

Setelah uji coba pada mesin lokomotif PT Kereta Api Indonesia yang dijadwalkan berakhir pada Agustus 2018, akan dikembangkan uji coba penggunaan B20 pada alat berat dan mesin yang digunakan perusahaan tambang.

Dengan uji coba di bawah pengawasan ketat tim ahli yang dikoordinir Kementerian ESDM, diharapkan permasalahan atau dampak negatif dari penggunaan B20 bisa dicarikan solusinya sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi pihak yang direkomendasi menggunakan BBM tersebut, katanya.

Dia menjelaskan, penggunaan biodiesel 20 persen pada mesin sarana transportasi merupakan yang pertama kali di dunia, secara umum aman berdasarkan kajian teknis mesin-mesin yang diuji coba menggunakan bahan bakar tersebut.

Lihat juga...