Rayakan Nyepi, Pantai Onaria Lokasi Upacara Banyu Pinaruh

Editor: Satmoko

I Made Ardana (kiri) kepala desa Tri Dharma Yoga Kecamatan Ketapang [Foto: Henk Widi]
Amron menyebut saat hari Raya Nyepi, Piodalan dan Galungan umat Hindu selalu ramai berbondong-bondong ke pantai untuk melakukan ritual ditambah dengan kegiatan wisata di tepi pantai. Ia bahkan menyebut kerap membawa ban dengan jumlah 30 hingga 40 ban dalam yang diisi angin sebagai pelampung. Ban sebagai pelampung tersebut banyak disewa oleh orangtua yang mengajak serta anak-anak untuk berenang di pantai Onaria.

“Pantai Onaria mulai ramai dikunjungi sejak pagi bahkan sebelum matahari terbit karena umat Hindu yang melaksanakan upacara banyu pinaruh sudah datang ke pantai ini,” beber Amron.

Berbekal ban bekas Amron menyebut kerap memperoleh penghasilan maksimal Rp3,5 juta saat hari libur Nyepi dan saat hari raya Idul Fitri. Tahun baru ia bisa memperoleh penghasilan Rp5 juta. Kondisi tersebut diakuinya hanya bisa ditemui di pantai Onaria pada saat hari raya Nyepi karena pada hari biasa jumlah kunjungan wisatawan ke pantai tersebut tidak sebanyak saat libur Nyepi, Idul Fitri dan tahun baru.

Amron menyebut saat liburan dengan biaya sewa ban sewa kecil Rp5.000 dan sewa ban besar Rp10.000 dengan tidak dibatasi waktu ia bisa menyewakan sebanyak 50 ban dalam. Dibantu sang anak ia menyebut kerap menyewakan ban sebagai pelampung ke pantai lain di antaranya pantai Kalianda dan pantai yang ada di Lampung Selatan.

Ia menyebut sengaja memanfaatkan momen hari raya Nyepi di pantai yang warganya mayoritas memeluk agama Hindu tersebut. Sebagai destinasi wisata yang memiliki ombak yang teduh lokasi tersebut juga menjadi sumber penghasilan bagi sejumlah pedagang. Herman, salah satu pedagang es tebu mengaku ia sengaja berjualan di pantai Onaria karena hanya ramai saat hari raya Nyepi dan hari besar lain.

Lihat juga...