BPS: Dua Komoditas ini Tekan Laju Inflasi di Sumatera Barat
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
PADANG — Dua komoditas yakni beras dan bawang merah yang dipasarkan di Kota Padang dan Kota Bukittinggi yang mengalami penurunan harga, ternyata mampu menekan laju inflasi di Sumatera Barat.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Sumbar Sukardi, apabila dua komoditas itu, tidak mengalami penurunan, maka inflasi di Sumatera Barat terbilang cukup buruk, sebab pada Februari 2018 kemarin ini, telah terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti pertalite dan pertamax.
“Penurunan harga beras dan bawang merah menjadi peran untuk menahan laju inflasi di Sumatera Barat. Kini dua kota itu mengalami deflasi,” jelasnya, Kamis (1/3/2018).
Seperti untuk Kota Padang mengalami deflasi 0,09 persen pada Februari 2018 lalu. Sementara Kota Bukittinggi juga mengalami hal yang sama, yakni dengan angka deflasi 0,22 persen.
Sukardi menyebutkan, secara tahun kalender, tingkat inflasi Kota Padang dan Bukittinggi hingga Februari 2018 masing-masing adalah 0,34 persen dan 0,52 persen. Sementara laju inflasi tahun ke tahun, capaian untuk Kota Padang dan Bukittinggi adalah 2,01 persen dan 2,13 persen.
Ia menjelaskan, penurunan harga beras yang menjadi penyumbang itu, memiliki persentase penurunan harga tertinggi yang berada di Kota Padang dengan angka -1,97 persen.
Lalu, penurunan harga beras juga menyumbang angka deflasi hingga -0,1 persen. Sementara penyumbang deflasi lainnya adalah tarif angkutan udara, daging dan telur ayam ras, hingga gula pasir.
Kondisi yang terjadi di Kota Padang, juga hampir sama terjadi di Kota Bukittinggi, dengan komoditas penyumbang deflasi tertinggi adalah bawang merah.
“Bawang merah mengalami penurunan harga hingga -14,70 persen dan menyumbang -0,13 persen terhadap perhitungan deflasi,” jelasnya.