Pelestarian Bahasa Bali melalui Teknologi Digital

DENPASAR – Keberadaan bahasa Bali perlu dilakukan pelestarian, baik secara pendidikan maupun teknologi digital karena bahasa tersebut pada era globalisasi semakin jarang digunakan masyarakat Pulau Dewata.

“Pelestarian bahasa Bali sudah berupaya dilakukan agar tidak punah, termasuk para ahli bahasa memasukkan dalam halaman Google untuk dapat menerjemahkan bahasa ke dalam bahasa daerah Bali tersebut,” kata Direktur BASAbali Wiki, I Gede Nala Antara di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, bahasa Bali merupakan jantung dan jiwa masyarakat Bali. Karena bahasa digunakan untuk memahami dunia di sekitar mereka dan menyebarkan tentang kesehatan, pertanian, masyarakat, interaksi sosial serta lain sebagainya.

“Kita tidak bisa menunggu hingga gaung yang tersisa untuk membantu memperkuat bahasa lokal. Untuk itu masyarakat lokal dan internasional perlu bertindak selagi bahasa lokal masih memiliki dasar dan pengaruh yang kuat,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, kata Nala Antara, maka untuk memperkuat pengembangan bahasa Bali perlu pemahaman bersama dengan diselenggarakan acara “Gendu Wirasa” (diskusi) dengan tema “Mempertemukan Rasa dan Asa berbahasa Bali melalui BASAbali Wiki” di Taman Baca Kesiman, Denpasar pada Sabtu (24/2). Diskusi tersebut dihadiri kalangan akademisi, pecinta budaya Bali maupun para penyuluh bahasa Bali.

Ia mengatakan beberapa tahun yang lalu, kolaborasi sekelompok ahli bahasa dan anggota masyarakat berkumpul untuk membantu masyarakat Bali menciptakan materi belajar bahasa Bali sebagai bagian dari proyek bahasa “7000 Bahasa Transparan”, menerjemahkan halaman depan Google ke dalam bahasa Bali dan yang terakhir, BASAbali Wiki. Sebuah kombinasi kamus referensi yang terbuka untuk semua kalangan, ensiklopedia, dan perpustakaan digital dalam bahasa (Bali, Indonesia, Inggris) yang bisa diedit sendiri.

Lihat juga...