Pariwisata Halal NTB Turunkan Angka Pengangguran
Editor: Satmoko
Hal ini, jelas dia, karena seluruh hotel yang ada di sekitar desa tersebut mempekerjakan masyarakat Mangsit, mulai staf hotel hingga tukang taman.
Pada umumnya, hotel-hotel di Lombok sudah halal, salah satunya terbukti dengan adanya mushola, tempat wudhu, arah kiblat serta sajadah. Bahkan, wisatawan non-Muslim menilai bahwa makanan halal adalah higienis. Sehingga mereka merasa nyaman berada di zona-zona halal. “Artinya, halal sesungguhnya tidak menjadi persoalan bagi wisatawan,”pungkas Hadi.
Dalam pengembangan wisata halal, pemerintah NTB memberikan pemahaman hostpitality kepada wisatawan. Yakni, jelas Hadi, keramah-tamahan dan berbaik sangka sehingga mereka bisa menerima apa yang kita lakukan.
“Lombok memprogramkan bahwa wisatawan ikut budaya kita, bukan kita yang ikut budaya mereka. Sehingga saat mereka masuk ke daerah atmosfir budayanya sangat kental nilai-nilai lokal, menjadi nyaman,” jelas Hadi.
Terkait pantai Gili Trawangan dan pantai Senggigi yang identik wisman berbusana mini, dijelaskan Hadi, memang pihaknya memfasilitasi tempat itu untuk pariwisata konvensional. Namun demikian, wisman akan diberikan pemahaman bahwa berbusana punya batas-batas tertentu. Apalagi NTB dijuluki sebagai daerah Seribu Masjid, yang memang secara historis karakteristik daerah dan suku yang ada, sangat religius.
“Ini jadi daya tarik terutama wisatawan Timur Tengah dan Asia Tenggara, serta negara lainnya,” tuturnya.
Menurut Hadi, pariwisata halal NTB menjadi pasar potensial. Diharapkan, wisata halal ini bisa mendongkrak pendapatan daerah apalagi kontribusinya sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu.