Pabrik Garam Bipolo Serap 200 Tenaga Kerja Lokal

Tambak garam. -Dok: CDN

KUPANG – Kepala Desa Bipolo, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Matheos Tapikab, mengatakan produksi garam yang berjalan di daerah setempat telah berdampak positif bagi masyarakat, dengan menyerap sekitar 200 tenaga kerja.

“Sudah 200 tenaga kerja yang terserap untuk produksi garam Bipolo ini yang berasal dari Desa Bipolo maupun desa tetangga dari Oeteta dan Oelatino,” kata Matheos Tapikab, saat dihubungi di Kupang, Jumat (2/1/2018).

Ia mengatakan, ratusan tenaga kerja perempuan dan laki-laki itu merupakan pekerja harian dengan pendapatan setiap orang sebesar Rp55.000 per hari. “Meskipun untuk makan mereka tanggung sendiri, tapi pendapatan ini sudah bisa membantu perekonomian di masing-masing keluarga mereka,” katanya.

Matheos juga menjelaskan, produksi garam Bipolo yang dikelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Garam Indonesia itu ditargetkan memanfaatkan lahan seluas 400 hektare, dengan kondisi lahan potensial produksi seluas 318 hektare.

Pada awalnya, katanya, produksi garam yang diujicobakan memanfaatkan lahan seluas 2 hektare, dan mampu menghasilkan garam 327 ton. “Sementara produksi sepanjang 2017 sampai sekarang sudah mencapai 12 hektare, dan sebelumnya saya tanyakan produksi mereka mencapai 3.700 ton,” katanya.

Ia berharap, pemanfaatan ratusan hektare lahan potensial lainnya bisa berkembang lebih cepat, sehingga semakin banyak pula tenga kerja lokal yang terserap.

Pemerintah desa, katanya, tetap mendukung investasi produksi garam tersebut dengan memastikan aspek keamanan dan kelancarannya. Selain itu, dukungan juga dilakukan dengan menghibakan lahan seluas 15 hektare untuk pembangunan pabrik dan gudang yang telah direncanakan PT Garam.

Lihat juga...