GMIT: Jangan Mengeksploitasi isu SARA Jadi Amunisi Kampanye

KUPANG — Ketua Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Pendeta Merry Kolimon meminta para Calon Gubernur-Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur agar tidak menjadikan isu perbedaan SARA sebagai amunisi untuk menyerang lawan politik saat berkampanye.

“Para calon kepala daerah jangan mengekspolitasi isu SARA menjadi amunisi untuk berkampanye, itu sangat merusak keutuhan hidup bermasyarakat,” kata Pendeta Merry Kolimon di Kupang, Sabtu.

Ia mengatakan masa tahapan kampanye politik Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT yang mulai digelar pada 15 Februari 2018 dan akan berlangsung selama 129 hari sesuai aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Menurutnya, kampanye politik di masa lalu belum benar-benar menjadi ajang pendidikan politik yang baik, karena banyak calon kepala daerah justeru mengekploitasi isu SARA untuk menarik simpati masyarakat.

Akibatnya, masyarakat semakin terpuruk menjadi pemilih emosional, bukan rasional, katanya.

Pendeta Merry Kolimon menaruh harapan besar dari para calon pemimpin bersama partai politik pengusungnya yang bertarung di Pilgub NTT agar berpraktik politik yang bersifat edukatif dan mencerdaskan masyarakat.

“Pendidikan politik bisa terjadi jika para calon kepala daerah melakukan kampanye cerdas, memaparkan visi, misi, strategi pembangunan dengan baik,” katanya.

Ia juga meminta para calon bersama tim agar menggunakan media sosial untuk menjelaskan visi, strategi, dan program, bukan untuk menyerang pihak lain apalagi dengan kampanye hitam.

Lebih lanjut, Merry Kolimon juga mengajak masyarakat untuk bersikap kritis bahwa setiap proses politik mestinya menjadi pembelajaran berdemokrasi.

Lihat juga...