Anies Minta Tolong Dokter Majukan Jakarta

Editor: Koko Triarko

Pertama, kata Anies, bantu kami  (Pemprov DKI Jakarta) mendidik masyarakat tentang pentingnya usaha pencegahan (dan) usaha untuk merawat kesehatan reproduksi (secara kontinyu).

Kedua, bantu Pemprov DKI Jakarta menyadarkan para suami, bahwa tanggung jawab tentang kesehatan reproduksi bukan hanya pada ibu, tetapi juga tanggung jawab bersama, karena itu harus dibangun kesadaran bersama.

Ketiga, diharapkan dari simposium tersebut akan ada rekomendasi praktis yang nantinya bisa dipakai untuk kebijakan Pemprov DKI, yang akan dilakukan follow up serta mengembangkan kerja sama atas program yang sudah ada, agar jangkauannya bisa lebih luas ke masyarakat Jakarta.

Angka kematian ibu di DKI Jakarta mengalami penurunan. Pada 2016, sebanyak 53,2/100.000 Kelahiran Hidup menjadi  41,56/1000 Kelahiran Hidup pada 2017.

Penurunan juga terjadi pada angka kematian bayi. Pada 2016 sebanyak 4,10/1000 kelahiran hidup menjadi 2,53/1000 kelahiran hidup pada 2017. Penuruan pada angka kematian ini dengan adanya BPJS yang saat ini dinilai lebih baik.

“Dengan adanya BPJS, ini lebih baik. Angka kematian bisa kita turunkan dan kasus sulit, misalnya, menyebabkan mutualitas tinggi. Kita bisa kumpulkan dan masuk ke Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang ditangani terbaik,” tuturnya.

Pemprov DKI Jakarta sangat berharap, pelayanan para dokter kandungan dan bidan kepada masyarakat Jakarta dapat berdampak positif. Sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, kesehatan wanita pada masa kehamilan, saat melahirkan, dan pasca melahirkan.

“Saya berharap dokter ahli (kandungan dan kebidanan) beri dokumen tertulis untuk dikerjakan di Jakarta yang kita butuhkan di Jakarta segera action, yakni hal-hal yang memang relevan, benar, dan state of yard. (Dokter kandungan dan bidan) adalah orang pertama yang mengabarkan kehidupan dan yang menunjukkan hadirnya kehidupan,” tuturnya.

Lihat juga...