Putra Tana Ai Minta Ritual Adat Glen Mahe Terus Dipertahankan

MAUMERE — Ketua DPRD Sikka yang juga seorang putra etnis Tana Ai, Rafael Raga, SP berharap Glen Mahe yang merupakan ritual ucapan syukur masyarakat tetap dipertahankan.

“Ritual adat Glen Mahe ini perlu terus dilaksanakan sebab ini merupakan warisan leluhur kita dan di dalamnya terkandung banyak makna dan pesan kepada generasi muda Tana Ai,” sebut Rafael Raga, Minggu (3/12/2017).

Rafael Raga,SP ketua DPRD Sikka yang merupakan salah seorang putra asli etnis Tana Ai dari desa Kringa kecamatan Talibura. Foto : Ebed de Rosary

Rafael kepada Cendana News mengatakan, ritual adat Glen Mahe di dusun Boganatar desa Kringa kecamatan Talibura pernah tidak dilaksanakan selama 22 tahun. Baru di 2007 dilaksanakan kembali dan bulan kemarin tanggal 20 sampai 24 November 2017.

Untuk itu ketua DPRD Sikka 2 periode ini berharap agar para kepala suku bersama segenap masyarakat adat mulai membahasnya termasuk waktu pelaksanaannya yang harus disepakati apakah digelar 3, 5 ,7 atau 9 tahun sekali agar jauh-jauh harus sudah dipersiapkan.

“Memang ritual adat ini tidak bisa digelar setahun sekali sebab membutuhkan biaya besar karena banyak hewan kurban yang akan disembelih,” ungkapnya.

Putra asli desa Kringa ini menyebutkan, bila waktu pelaksanaannya sudah pasti maka pemerintah kabupaten Sikka juga bisa mengagendakan ini sebagai sebuah wisata budaya. Banyak orang yang juga ingin menyaksikan ritual adat ini yang memang sudah jarang dilakukan.

Erminolda, kepala bidang Kebudayaan dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Sikka juga mengatakan bahwa pemerintah kabupaten Sikka sangat mendukung digelarnya berbagai ritual adat termasuk Glen Mahe yang dilaksanakan etnis Tana Ai.

Lihat juga...