Mengenal Budaya Banjar di Anjungan Kalimantan Selatan TMII

Kedua, ruang dalam terdiri atas pacina, panampik kecil, panampik besar, panampik panangah, dan panampik bawah, berfungsi sebagai ruang keluarga dan tempat menyimpan peralatan kerja. Ketiga adalah ruang padapuran yang berungsi sebagai ruang makan dan dapur.

Rumah Bubungan Tinggi ini juga dipergunakan untuk peragaan berbagai aspek budaya Kalsel. Pada ruang panampik kecil terdapat benda-benda hasil kekayaan alam. Seperti emas, intan, bauksit, nikel, dan jenis bebatuan, termasuk foto tentang pendulangan serta pengolahan intan di Martapura.

Hasil kerajinan tangan dari rotan tersaji dan peralatan musik tradisional juga tersaji di rumah ini. Ada pula panangah atau paledangan, diperagakan sepasang pengantin adat Banjar duduk di pelaminan dengan pakaian pengantin Banjar.

Di anjung kiri dan anjung kanan digunakan untuk peragaan upacara tradisional Banjar. Seperti upacara mandi pengantin, paguringan atau tempat tidur pengantin lengkap dengan bantal dan guling bersulam, dan peragaan bapalas bidan. Tersaji juga peralatan dapur suku Banjar, peralatan menangkap ikan, dan benda budaya.

Dalam pelestarian seni, kata Hilda, sanggar tari dan diklat seni budaya Kalsel siap memberikan pelatihan setiap hari Senin dan Kamis pukul 15.30 WIB. Pelatihan bukan hanya menari tapi juga lagu-lagu daerah.

“Tujuan untuk memupuk kecintaan generasi muda pada khazanah budaya Kalsel,” kata Hilda.

Paguringan atau tempat tidur pengantin lengkap dengan bantal dan guling bersulam yang ditampilkan di Rumah Bubungan Tinggi di Anjungan Kalimantan Selatan TMII.foto: Sri Sugiarti.
Lihat juga...