PONTIANAK – Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Barat, Florentinus Anum, mengatakan saat ini produktivitas Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah di Kalbar rata-rata hanya 2 ton per hektare per tahun, di bawah produktivitas nasional.
“Rata-rata produktivitas CPO nasional sekitar 8 ton per hektare per tahun. Hal itu dibandingkan dengan di Kalbar tentu jauh perbedaan,” ujarnya di Pontianak, Minggu (29/10/2017).
Dengan produktivitas yang ada, ia mendorong perusahaan sawit meningkatkan produktivitas dengan tindakan intensifikasi secara maksimal. “Saat ini seharusnya perusahaan jangan lagi memikirkan ekspansi lagi, namun intensifikasi. Kita dorong perusahaan memikirkan intensifikasi,” kata dia.
Terkait produk turunan CPO, menurutnya di Kalbar masih rendah. Hal itu karena faktor infrastruktur yang memang masih belum mendukung. “Belum lagi Kalbar saat ini tidak memiliki pelabuhan untuk ekspor CPO secara langsung. Hal itu tentu semua butuh perhatian pemerintah pusat,” papar dia.
Menurutnya, bila saat ini produk turunan di Kalbar ada, maka akan memberikan nilai tambah yang lebih. Sehingga hal itu bisa membuka lapangan kerja, penambahan pendapatan masyarakat dan daerah serta lainnya.
“Saat ini di Kalbar produktivitas sawit sudah mencapai 2,2 juta ton CPO. Luas tanam sawit di Kalbar sudah mencapai 1,4 juta hektare. Bayangkan, dari produktivitas yang ada tersebut hilirisasinya beberapa persen saja di Kalbar, akan ada beberapa lapangan kerja terbuka dan pendapatan daerah didapat,” kata dia. (Ant)