PARIS – Laporan terkini dari Lembaga bagi Statistik UNESCO (UIS), 617 juta anak dan remaja di seluruh dunia tak mencapai tingkat kemampuan minimum dalam membaca dan matematika.
Angka raihan paling tinggi dilaporkan Unesco diperoleh di Sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan serta Tengah. Dari hasil evaluasi yang dilakukan UIS, memperingatkan mengenai “krisis belajar”, didapati pada lebih dari 387 juta anak usia sekolah dasar dan 230 remaja usia sekolah menengah pertama.
Anak-anak tersebut tidak memiliki tingkat kekmampuan minimum dalam membaca dan matematika. Dua-pertiga anak-anak usia sekolah dasar dan lebih separuh anak usia sekolah pertama tak bisa mencapai tingkat kemampuan minimum dalam membaca, meskipun mereka berada di ruang kelas.
UIS menyatakan masalah tersebut terjadi akibat kurangnya akses, dan anak-anak yang keluar dari sekolah hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki kesempatan untuk mencapai tingkat kemampuan minimum, selain kegagalan untuk mempertahankan setiap anak tetap belajar dan mempertahankan mereka tetap di jalur. Kualitas pendidikan juga menjadi salah satu faktor.
“Jumlah ini mengkhawatirkan, baik dalam hal penyia-nyiaan potensi manusia dan prospek untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan,” kata Direktur UIS Silvia Montoya.
Data baru itu adalah seruan bagi semua pihak untuk sadar mengenai kebutuhan agi penanaman modal yang jauh lebih besar di bidang kualitas pendidikan. Banyak anak tidak bisa mengembangkan potensi dan hanya terduduk di dalam ruang dan mengalami kekurangan interaksi. (Ant)