“Sarang lebah Trigona kita ekstrak, dari sana diujicobakan, mengandung propolis yang sama khasiatnya dengan propolis yang dihasilkan Brazil,” katanya.
Ahmad menyebutkan dari hasil pengujian tersebut terbukti sarang propolis lebah Trigona berkhasiat, lalu dipasarkan dan dipatenkan. Kini telah diproduksi oleh CV Nutrima yang ada di Bogor. “Propolis Trigona ini sudah dipasarkan sejak satu tahun ini, tersedia di Serambi Botani, dan toko-toko obat tradisional,” katanya.
Propolis Trigona memiliki khasiat, meningkatkan kekebalan tubuh, daya tahan tubuh, terbukti membantu proses penyembuhan penderita TBC, terbukti imunomodulator, dan sedang dilakukan pengujina emesis.
Dari sisi ekonomi, propolis Trigona dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Lebah tersebut dapat dipanen dalam waktu empat bulan. Untuk membudidayakan lebah Trigona, petani cukup menyediakan sarangnya saja.
“Sekali panen bisa menghasilkan 600 mili liter sampai satu liter madu, dan 0,5 kg propolis,” katanya.
Untuk membangun kandang lebah tidak memerlukan lahan yang besar, ukuran rumah sekitar 25 cm x 70 cm, dengan luasan lahan terbatas petani bisa memiliki 100 rumah lebah yang bisa diletakkan di pinggir hutan.
“Petani bisa bekerja sama dengan Perhutani untuk menyimpan rumah lebah, tidak perlu keluar uang banyak untuk memeliharanya, cukup dengan menjaga hutan tetap lestari, jangan menebang hutang,” kata Ahmad.
Harga satu liter madu Trigona mencapai Rp150 ribu, sedangkan propolis ukuran 100 mili liter dijual Rp100 ribu. Untuk produksi 600 mili liter sampai satu liter madu, petani mendapat keuntungan yang cukup besar. Termasuk dari 0,5 kg propolis yang dihasilkan.