Ekonomi Salah satu Penyebab Aksi Terorisme dan Radikalisme

MATARAM — Pendekatan secara persuasif dan dialog dinilai akan lebih efektif dalam upaya melakukan pencegahan berkembangnya faham terorisme dan radikalisme di tengah masyarakat.

“Memberantas faham radikalisme dan terorisme di masyarakat, selain melalui tindakan refresif, langkah persuasif dan dialog juga harus digalakkan,” kata Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zainul Majdi di Mataram, Selasa (20/6/2017) menanggapi penangkapan tiga terduga terorisme di Kabupaten Bima oleh Densus 88 Mabes Polri pada Minggu 17 Juni.

Langkah persuasif dimaksud dengan mengintensifkan penyampaian, bagaimana beragama dan bernegara yang benar, melalui tokoh agama dan lembaga pendidikan.

Sebab sebagian besar dari mereka awalnya hanya ikut-ikutan dan tidak memahami secara utuh dan benar tentang beragama. Orang semacam inilah yang paling mudah didoktrin dan terpengaruh faham terorisme dan radikalisme.

“Harus ada penjelasan konsep beragama yang benar, misalkan konsep jihad harus dijelaskan, bagaimana konsep jihad yang benar, kemudian konsep bernegara dalam Islam, bagaimana posisi kita sebagai muslim dalam negara harus diluruskan,” sebutnya.

Disebutkan, substansi bernegara adalah menghadirkan kemaslahatan dan itulah inti dari ajaran Islam, inti ajaran Rasul mengatur menempatkan hak dan kewajiban dengan benar, membangun tatanan yg baik menuju kemaslahatan.

Jangan sampai ada anggapan, dulu negara seperti ini tidak ada di zaman Rasulullah, berarti tidak benar negara semacam ini, jadi harus diluruskan. Sehingga kalau mereka anak muda, saudara yang hanya ikut-ikutan terpengaruh doktrin faham tersebut, jangan refresif, tapi lebih pada upaya persuasif, ajak kembali dengan cara baik.

Lihat juga...